Rabu, 18 September 2013

Fanfiction (One Shoot) Goodbye Summer


Author                  : @tiarafadhilla
Cast                      : Byun Baekhyun (EXO), Kim Nayoung (OC), Victoria ( f(x) )
Length                   : One Shoot
Genre                    : Song-fic, Angst, School-life, Romance
Rating                   : G
Disclaimer             : this story belong to tiara. i do not own anything


not for silent readers. silent readers leave please, we dont need you n.n




I remember when we were yelled at for talking in the halls
I don’t know why it was so fun even when we were being punished
After that day (yeah yeah) we always (yeah yeah)
Stuck together like the Astro twins, you were me and I was you


You cried so much on the day before graduation
You held it in firmly since you’re a guy
Just like that hot summer when we couldn’t say what we wanted, goodbye

The friend label is a label that I got to hate
The feelings I’ve hidden still remain as a painful secret memory
The photos that can’t define our relationship is a heartbreaking story
I’m sorry, summer, now goodbye, yeah

What do I say, we didn’t have to play no games
I should’ve took that chance, I should’ve asked for you to stay
And it gets me down the unsaid words that still remain
The story ended without even starting

Your song on the last day of the school festival, the flickering summer sea
Our feelings that were precious because we were together
Like the deepening night sky, goodbye

The friend label is a label that I got to hate
The feelings I’ve hid still remain as a painful secret memory
The photos that can’t define our relationship is a heartbreaking story
I’m sorry, summer, now goodbye, yeah

Baby oh no oh oh
I’m sorry that this is a monologue
Oh, actually, I love you, yeah
If only our long-time hidden secrets were revealed
I would hold you in my arms

The friend label is a label that I got to hate
The feelings I’ve hid still remain as a painful secret memory
The photos that can’t define our relationship is a heartbreaking story
I’m sorry, summer, now goodbye


*Flashback*


‘Nayoung-ah!’

Aku menoleh ke sumber suara—barisan anak laki-laki. Byun Baekhyun berdiri di sana. kepalanya menghadapku.

‘Mwo?’ sahutku.

‘Tangkap ini!’

Baekhyun melemparkan pesawat kertas yang mendarat tepat di depan kakiku. Baru saja aku menunduk untuk mengambilnya, pesawat kertas itu sudah ada dalam tangan lain.

Kim Nayoung, keluar dari aula. Hormat bendera sampai acara ini selesai, tanpa topi. Dan kau juga, Byun Baekhyun.’

Lututku seketika melemas. Aku memang bukan murid teladan dengan kepatuhan super terhadap peraturan, yang tidak pernah melanggar sehingga reputasinya sangat baik di sekolah, tapi tetap saja. Menghormat bendera, sesiang ini? Ya tuhan...

‘Tunggu apa lagi? Cepat!’

Aku mengikuti Baekhyun yang dengan santainya keluar dari barisan dan keluar dari aula. Ini sangat menyebalkan. Dan ini semua karena Baekhyun.

‘Kau tahu... ekspresimu sangat lucu saat Jang seonsaengnim memberi kita hukuman.’

‘Ini semua gara-gara kau, pabo! Untuk apa melempar pesawat kertas itu kepadaku? Kenapa tidak ke orang lain?!’

‘Nan...molla.’

‘Aish... Kau sangat aneh.’

‘Sudahlah... Nikmati saja. Lagipula kita beruntung karena tidak perlu menengar ceramah dalam aula.’

Aku benci ini. Benar-benar panas, dan sungguh menyengat. Cahayanya membuat silau.

‘Apa kita benar-benar harus melakukan ini?’ tanyaku.

Iya. Kau tidak mau hukumannya ditambah, kan?’

‘Aah eomma... Ini semua salahmu.’ rengekku sambil mencibir. Aku menghormat dengan malas.

Hei.. ‘

‘Nayoung-ah..’

Aku berpura-pura tidak mendengar sampai Baekhyun berhenti menghormat dan berdiri di hadapanku.

‘Nayoung-ah, mian ne? Nanti aku belikan es krim.’

‘Jangan keras-keras, bodoh.’

‘Intinya aku sudah minta maaf jadi kau tidak bisa menyalahkanku lagi.’ kata Baekhyun lalu kembali menghormat di sampingku.

Tuhan... Ini panas sekali. Kepalaku sudah seperti direbus. Dan ini membosankan.

‘Eh, omong-omong kau buat pesawat dapat kertas dari mana?’ tanyaku.

‘Brosur yang tadi dibagikan.’ jawab Baekhyun. ‘Wae?’

Aku ingat tidak membuang brosur itu. Aku merogoh saku jasku. Gotcha.

‘Bisa kau buat lagi?’ tanyaku sambil menyodorkan kertas itu.

‘Apa kau bercanda? Tentu saja.’ ucap Baekhyun. Selanjutnya kami berjongkok di bawah tiang bendera. Aku memerhatikan jari-jari Baekhyun--yang anehnya lentik—melipat kertas itu membentuk pesawat, dan tertawa ketika Baekhyun mencoba menerbangkan pesawat itu. Selanjutnya, bukannya melaksanakan hukuman kami malah bermain pesawat kertas di bawah sinar matahari.


*Flashback end; The day before graduation*


Aku sangat ingat kejadian itu. Aku tidak tau kenapa hari itu terasa sangat menyenangkan, bahkan saat kami dihukum. Kami menjadi sangat dekat setelah hari itu. Orang-orang sampai memanggil kami ‘Astro Twins’. Di mana ada Baekhyun, pasti ada aku, begitu juga sebaliknya.

Tapi kami hanya teman. Mungkin harusnya hubungan kami lebih dari itu—aku juga mengharapkan hal yang sama—tapi itu tidak mungkin. Aku tau jelas perasaanku tapi aku tidak tau perasaan Baekhyun. Aku benci status teman. Aku benci tidak bisa menyatakan perasaanku kepadanya hanya karena takut merusak persahabatan kami. Pada akhirnya perasaanku yang tersembunyi hanya bisa menjadi kenangan rahasia yang semakin lama semakin menyakitkan.

Besok adalah hari wisuda, oleh karena itu sekarang aku dan teman-teman sekelasku berkumpul di kelas untuk memberikan salam perpisahan kepada wali kelas kami—Qian seonsaengnim.

Akhirnya Qian seonsaengnim masuk ke kelas kami dengan ekspresi yang...sulit dijelaskan. Bangga, senang, sedih, semuanya bercampur.

‘Selamat pagi semuanya.’ ucapnya sambil tersenyum.

‘Selamat pagi seonsaengnim.’

‘Memasuki kelas ini untuk terakhir kalinya bersama kalian, membuat ibu merasa senang sekaligus sedih. Senang, karena kalian semua berhasil lulus dengan nilai yang sangat baik. Sedih, karena ibu harus berpisah dengan kalian, anak-anak yang ibu sayang.’

Aku merasa sesak.

‘Kalian ingat saat kalian pertama kali masuk sebagai murid kelas 12? Ibu sangat ingat ketika kalian dengan bangganya menjadi murid kelas ini, sangat ingat bagaimana sikap kalian yang sulit diatur, selalu berisik setiap pergantian pelajaran, bagaimana kekompakan kalian bertambah setiap hari. Dan, sekarang adalah waktunya untuk mengucapkan selamat tinggal.’

Aku memandang Baekhyun yang ada di sebelahku. Airmataku mengalir seketika.

‘Berapa kali ibu memarahi kalian? Berapa kali ibu membentak kalian? Berapa kali ibu membuat kalian sakit hati? Ibu tidak tahu. Ibu minta maaf atas semua kesalahan yang telah ibu perbuat. Terimakasih atas satu tahun yang sudah kalian bagi bersama ibu, itu semua sangat berarti. Ibu tidak akan melupakannya. Meskipun mungkin, kita tidak akan bertemu lagi. Kalian akan melanjutkan studi kalian ke universitas yang berbeda-beda, melanjutkan hidup kalian, menemui teman-teman baru, guru yang baru, dan ibu harap kalian tidak akan melupakan ibu. Ibu sangat menyayangi kalian.’

Aku menangis semakin keras. Baekhyun menggenggam tanganku erat untuk menenangkanku. Matanya berkaca-kaca. Aku tahu dia menahan tangis karena dia adalah seorang namja.

‘Kalian harus berusaha keras di universitas, jangan bermalasan. Jaga nama baik diri kalian, orangtua kalian, dan sekolah kita. Hwaiting! Ibu tahu kalian bisa melakukan yang terbaik.’

Qian seonsaengnim tersenyum tapi air matanya menetes. Buru-buru dihapusnya.

‘Seonsaengnim...’

Awalnya hanya satu orang yang berlari memeluk Qian seonsaengnim, disusul 2 orang, lalu 5 orang sampai kami semua berkumpul di depan kelas berusaha untuk memeluk Qian seonsaengnim.

Perpisahan... Inilah akhir ceritaku yang bahkan belum dimulai. Baekhyun tidak akan pernah tahu perasaanku, karena kami akan berpisah. Harusnya aku tidak pernah bermain-bermain. Harusnya aku mengambil setiap kesempatan yang aku punya untuk menyatakan perasaanku. Kata-kata yang tidak bisa kuucapkan itu membuatku semakin sedih.

Saranghae, Byun Baekhyun. Mianhae, ijen goodbye.




*The last day of the school festival, Baekhyun’s POV*

Aku melihat sekeliling. Tidak ada Nayoung di sini, padahal biasanya dia selalu ada di sekitarku. Itu bukan masalah bagiku, karena aku mencintainya. Aku tahu perasaanku salah karena kami adalah sepasang sahabat, tapi cinta adalah sesuatu yang tidak bisa dicegah.

Terdengar suara mikrofon yang diketuk. Aku langsung melihat ke arah panggung. Nayoung dan Yoonju—teman sekelas kamiada di sana.

‘Uhm, annyeonghaseyo. Kim Nayoung imnida. Aku akan menyanyikan sebuah lagu, yang berjudul Closer. Lagu ini kupersembahkan untuk seseorang di sana. Kuharap dia menyadari, bahwa aku menyukainya.’

Haji mothan mari neomu manhayo
(There are so many things I can’t say)
Hanbeondo dangshineun deutji mothaetjiman
(You never hear it even once)
Nae ape boyeojin nugungal aneunal
(Someone that is shown in front of me)
Saranghan geureon sarameun anieyo
(My love, it’s not that kind of love)

Sesange geumaneun saramdeul soge
(Inside all those people in the world)
Naegen ojig geudaega boyeojyeotgie
(To me, i was only able to see you)

Geudaeman bomyeo seoitneun geolyo
(I’m standing only looking at you)
I sarang hooen nan jal moreugetseoyo
(I don’t know about the future after our love)
Aju eorinaiga hangsang geureohadeush
i, jigeum I sungan ddaseuhi annajullaeyo
(At this moment I’ll embrace you like a young child)

Eonjenga natseo ireumi dweeodo
(Even if your name becomes unfamiliar someday)
Nae gaseumi geu chueoki da gieokhaltenikka
(My heart will keep it as memory)
Hogshirado apeun ibyeori ondaedo
(Even though a sad farewell is to come)
Oneuleun geureon saenggakeun hajimayo
(Don’t think about that today)

I sesang geumaneun saramdeul soge
(Inside all those people in the world)
Naegen ojig geudaega boyeojyeotgie
(To me, i was only able to see you)

Geudaeman bomyeo seoitneun geolyo
(I am standing only looking at you)
I sarang hooen nan jal moreugetseoyo
(I don’t know about the future after our love)
Aju eorinaiga hangsang geureohadeushi
, deo gakkai, deo ddaseuhi annajullaeyo~
(I will hug you closer with warmth like a young child)

Ijen nan honjaga aningeojyeo
(It seems that I’m not alone)
Geu jarieseo oneul naege oh~
Geudaemani~
(Today at that place, I’ll be there embraced by only you)

Geudaeman naye jeonbuingeolyo
I sarang hooen nan jal moreugetseoyo
Aju eorinaiga hangsang geurohadeuti
Deo gakkai deo ddaseuhi annajullaeyo
Deo gakkai
Deo ddaseuhi
Annajullaeyo~

‘Gamsahamnida. Annyeonghaseyo.’

Aku bertepuk tangan. Wajah dan suaranya sangat indah, seperti laut musim panas yang berkelap-kelip. Apa Nayoung mempunyai perasaan yang sama denganku, atau dia menyukai namja lain?

Nayoung dan Yoonju turun dari panggung. Selanjutnya panggung diisi anak kelas lain.

‘Hey, Baekkie.’

Nayoung ada di sampingku sekarang. Jantungku langsung berdegup kencang.

‘Oh, Nayoung-ah.’

‘Kau suka lagunya?’ tanya Nayoung. Aku mengangguk.

‘Aku suka. Suaramu bagus.’ Jawabku sambil tersenyum.

‘Gomawo.’

Aku ingin menanyakan sebenarnya lagu itu untuk siapa. Tapi aku tidak berani. Aku terlalu takut Nayoung menyanyikan lagu itu untuk namja lain.

‘Baek.. Aku pulang duluan, ne?’

‘Oh.. Ne...’

Apa yang harus kulakukan? Ini hari terakhir kami bertemu. Ini kesempatan terakhirku.

‘Um, Nayoung-ah..’

‘Ya?’

Saranghae... Saranghae... Ayo katakan Byun Baekhyun. Ayo.

‘Ah, ani. Hati-hati. Sampai ketemu lagi.’

‘Sampai ketemu lagi.’

Aku memandangi Nayoung sampai dia menghilang dari jangkauan penglihatanku. Payah. Byun Baekhyun payah.

Nayoung-ah, maaf ini adalah monolog... Harusnya ini kukatakan padamu. Sebenarnya aku mencintaimu. Kalau saja perasaanku sejak lama terbongkar, aku akan menggenggam tanganmu erat. Tapi sekarang semuanya terlambat. 

Yang bisa kukatakan hanyalah Goodbye, summer...


-Fin-

jangan lupa komentarnya ya.

RESPECT.RESPECT.RESPECT.RESPECT.RESPECT.RESPECT.RESPECT.RESPECT.
RESPECT.RESPECT.RESPECT.RESPECT.RESPECT.RESPECT.RESPECT.RESPECT.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar